MATEMATIKA
NAMA :
JANGKUNG R
NO : 14
KELAS :
XI TKBB A
PROGRGAM KEAHLIAN :
TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON
1. Pengertian sudut
Sudut adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah ruas garis dan satu
titik.
2. Macam-macam
satuan sudut
a.
Satuan
derajad (.....0)
Satuan derajad
disebut juga satuan sudut sexagesimal, yaitu keliling lingkaran dibagi dengan
360 bagian yang sama. Dimana sudut satu keliling lingkaran adalah 3600
.
Ukuran sudut
yang lebih kecil adalah menit ( ‘ ) dan detik ( “ ).
Hubungan antara
derajat, menit dan detik adalah :
10 =
60’ atau 1’ =
10
60
1‘ = 60” atau
1” = 1 ‘
60
Maka untuk 10
= 60’ = 3600”
b.
Satuan
radian (rad)
Satuan radian (
ditulis : 1 rad ) didefinisikan sebagai ukuran sudut pada bidang datar yang
berada diantara dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama dengan
panjang jari-jari lingkaran itu.
|
c.
Stuan
centisimal / gon / grade
Satuan gon
ditulis 1g atau grad. (gradien)
Satuan gon menyatakan panjang busur lingkaran = 1 keliling lingkaran, maka :
400
1 gon = 1 2. ¶rad =
1 ¶rad
400 400
Sifat – sifat pada segitiga
1.
Jumlah
seluruh sudut pada bangunan segitiga adalah 1800
2.
Teorema
Phytagoras
Dalam segitiga
siku-siku berlaku teorema pythagoras, yaitu “ Kuadrat sisi miring sama dengan
jumlah kuadrat sisi-sisi sikunya”.
Teorema
pythagoras a2 + b2 = c2
3. Segitiga
istimewa
Suatu segitiga
siku-siku sama kaki jika sisi siku nya adalah x satuan maka sisi miring nya
adalah x√2 satuan.
Asal hitungan
berdasarkan teorema phytagoras :
C2 =
a2 + b2 maka :
:
: : c =
4. Rumus
keliling dan luas bidang
a.
Segitiga
K = a + b + c
L = ½. Alas.
Tinggi
L =
Dengan s =
b.
Persegi
panjang
K = 2. ( P + 1 )
L = P . 1
c.
Bujur
sangkar
K = 4 . s
L = s.s = s2
d.
Jajaran
genjang
K = 2. 4.S
L = a . t
e.
Belah
ketupat
K = 4 . S
L = ½ .
a . b
Dimana : a dan b
diagonal
f.
Layang-layang
K = 2. ( a + b )
L = ½ . p.q
Dimana :
Q = BD
P = AC
g.
Trapesium
K = a + b + c + d
L = ½ . ( a + b
). T
h.
Lingkaran
K = 2.
K =
L =
L =
i.
Segi
n beraturan
Jika sisi dari
segi n beraturan = a, maka :
Keliling (K) = n
x a
Luas (L) =
5.
Taksiran
luas bidang tak beraturan
a.
Aturan
trapesoida
Luas total
merupakan jumlah masing-masing pilah, maka luas total di rumuskan :
Luas AETP = d.
b.
Aturan
Mid-Ordinat
Luas total di
rumuskan
Luas AEKG = d. (m1
+ m2 + m3 + m4)
c.
Aturan
simpson
Aturan Simpson
ditulis dalam rumus :
A = (F + L) + 4.E +
2R
Dengan :
A.
: luas daerah L.
: Ordinat terakhir
d.
:
Lebar Pilah E.
: Jumlah ordinat bernomor genap
F.
:
Ordinat Pertama R. : Jumlah ordinat
bernomor ganjil
Transformasi geometri adalah metode
untuk memindahkan suatu titik atau bangun pada bidang.
1. Jenis-jenis
transformasi
a.
Translasi
( penggeseran )
b.
Refleksi
( pencerminan )
c.
Rotasi
( perputaran )
d.
Dilatasi
( perkalian )
1. Tranlasi
( pergeseran )
Penggeseran atau
translasi adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang
dengan jarak dan arah tertentu.
Bila a,b,c
ditranslasikan oleh T adalah:
A1 B1
C1 .....=
2. Refleksi
( pencerminan )
Refleksi atau
pencerminan adalah suatu transformasi yang memindah setiap titik pada bidang
dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang hendak
dipindahkan.
1.
Terhadap
sumbu y :
2.
Terhadap
sumbu x :
3.
Terhadap
sumbu y : x :
4.
Terhadap
sumbu y : -x :
5.
Terhadap
o ( o,o ) :
3. Rotasi
( perputaran )
Rotasi atau perputaran dalam bidang datar ditentukan
oleh :
a.
Titik
pusat rotasi
b.
Besar
sudut rotasi
c.
Arah
sudut rotasi
Bila A ( x,y ) di
rotasikan dengan pusat o ( o,o ) sejauh π
A =
Bila A ( x,y ) di
rotasikan dengan pusat p ( a,b ) sejauh π
4. Dilatasi
( perkalian )
Perkalian atau
dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran ( memperbesar atau
memperkecil ) suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk ukuran.
Dalam hitungan
matriks dirumuskan :
1. Macam-macam
bangun ruang
a. Kubus
Kubus adalah
bangunan ruang yang dibatasi enam buah sisi persegi berbentuk bujursangkar yang
kongruen
Ciri-ciri kubus
-
12
rusuk yang sama panjang
-
8
titik sudut
-
6
buah sisi yang berbentuk persegi
-
Tiap
sisi luasnya = s2 satuan luas
-
Total
luas permukaan kubus = 6.s2
-
Diagonal
sisi = s
-
Diagonal
ruang = s
b.
Balok
Balok adalah
bangunan ruang yang dibatasi enam buah sisi yang berbentuk persegi panjang.
Balok mempunyai :
·
12
rusuk ( AB, CD, EF, GH, BC, FG, dll )
·
8
titik sudut ( titik, A, B, C, D ,E, F, G, H )
·
Enam
buah sisi yang berbentuk persegi panjang
·
Dua
sisi yang salaing berhadapan adalah sejajar dan kongruen
c.
Prisma
Prisma adalah
bangunan ruang yang dibatasi oleh dua bidang segi nyang sejajar ( bidang alas
dan bidang atas ) dan beberapa bidang lain ( bidang sisi tegak )yang potong
memotong menurut garis-garis sejajar.
Jenis-jenis
Prisma
Jenis-jenis
prisma dapat ditinjau dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu berdasarkan :
·
Bentuk
bidang alasnya
Dari sudut
pandang dari bidang alas nya prisma dinamakan prisma segi-n jika bidang alasnya
berbentuk segi – n
1.
Prisma
segitiga, jika bidang alasnya berbentuk segitiga.
2.
Prisma
segiempat, jika bidang alasnya berbntuk segi empat.
3.
Prisma
segi lima, jika bidang alasnya berbentuk segi lima, dan seterusnya.
·
Kedudukan
rusuk sisi pada bidang alas
Dari kedudukan
rusuk sisi terhadap bidang alas, ada dua jenis prisma
1.
Prisma
tegak, jika rusuk-rusuk sisinya tegak lurus terhadap bidang alas.
2.
Prisma
miring atau prisma condong atau prisma sebarang , jika rusuk-rusuk sisinya
tidak tegak lurus ( miring atau condong ) terhadap bidang alas.
d.
Tabung
Tabung adalah
prisma tegak beraturan yang bidang alasnya berupa segi n beraturan dengan n tak
terhingga ( berupa lingkaran ).
e.
Limas
Limas adalah
bangunan ruang yang dibatasi oleh segi n ( bidang alas ) dan bidang sisi tegak
yang berbentuk segitiga sama kaki yang alasnya sisi-sisi n, sedangkan puncaknya
berimpit
f.
Kerucut
Kerucut adalah
limas beraturan yang bidang alasnya segi n beraturan dengan n tak terhingga (
berbentuk lingkaran )
g.
Bola
Bola adalah
bangunan ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung saja, yang terjadi jika
bangunan setengah lingkaran diputar pada garis tengahnya
2. Jaring-jaring
bangun ruang
Jika suatu benda
dalam ruang yang dibuka dan direbahkan pada suatu bidang datar, maka hasil yang
terletak pada bidang datar itu disebut jaring-jaring.
1.
Kubus
Luas sisi (
permukaan kubus )
= 6 x a x a = 6.a2
2.
Balok
Luas permukaan
balok yang memiliki panjang
P, lebar 1 dan
tinggi t adalah :
L = 2p1 + 2pt +
21t
Atau L = 2 ( p1 +
pt + 1t )
3.
Prisma
( tegak )
Luas permukaan
prisma adalah :
L = luas atas +
luas atas + luas selimut prisma
L = 2. La + K.t
Dengan La = luas
alas ( p x 1 )
K = keliling atas
2. ( p + 1 )
T = tinggi prisma
4.
Tabung
Luas permukaan
tabung adalah :
L = 2πr2
+ 2πr.t = 2πr ( r + t )
L = 2π( ½ d )2
+ 2π ( ½ d ). ( ½ d + t )
L = ½ πd ( d + 2t
)
5.
Limas
Luas permukaan
limas segi empat beraturan T. ABCD adalah terdiri dari 4 buah sisi tegak dan
sebuah sisi alas.
Apabila panjang
rusuk alas a dan tinggi limas t maka luas permukaan limas segi empat beraturan
adalah : L =( a x a ) + ( 4 x ½ a x s )
L = a2
+ 2as = a ( a + 2s )
Dimana : s =
6. Kerucut
Sebuah kerucut
mempunyai dimensi jari-jari alasnya r, tinggi kerucut t, dan panjang garis
optema s. luas permukaan kerucut adalah luas selimut kerucut ditambah dengan
luas alasnya.
Luas permukaan
kerucut = luas alas + luas selimut
Luas permukaan
kerucut :
L = π r2
+ π rs = π r ( r + s ) ( dimensi r )
L = π ( ½ d )2
+ π ( ½ d )s = ¼ π d ( d + 2s ) ( dimensi d )
7. Bola
Sebuah bola
mempunyai jari-jari r , maka luas permukaan bola adalah :
Luas = 4πr2
( dalam dimensi r )
Luas = πd2
( dalam dimensi d )
1. Kubus
V
= a x a x a = a2
Dimana
:
V
= volume kubus
A
= panjang rusuk kubus
2. Balok
V
= p x l x t
Dimana
:
V
= volume balok
P
= panjang balok
L
= lebar balok
T
= tinggi balok
3. Prisma
tegak
V
= La x t
Dimana
:
V
= volume prisma
La
= luas alas
T
= tinggi prisma
4. Limas
beraturan
V
= La x t
Dimana
:
V
= volume limas
La
= luas alas
t
= tinggi limas
5. Kerucut
V
= La x t
Dengan
La = π r2
La = π d2
Dimana
:
V
= volume kerucut
La
= luas alas
T
= tinggi kerucut
6. Tabung
V
= La x t
Dengan
La = π r2
La = π d2
Dimana
:
V
= volume tabung
La
= luas alas
T
= tinggi tabung
7. Bola
V
= π r3
atau = π d3
Dimana
:
r. = jari-jari bola
d.
= 2r = diameter bola
1. Pengertian
titik garis dan bidang
a.
Titik
Sebuah titik
hanya bisa ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak mempunyai ukuran ( dikatakan
tidak berdimensi ).
b.
Garis
Garis adalah
himpunan titik-titik yang hanya mempunyai panjang tetapi tidak mempunyai lebar
sehingga dikatakan garis berdimensi dua.
c.
Bidang
Bidang adalah
himpunan titik-titik mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar.
2. Aksioma
garis dan bidang
a.
Aksioma
1
Melalui dua buah
titik sebrang hanya dapat dibuat garis lurus (gb a )
b.
Aksioma
2
Jika sebuah garis
dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka garis itu seluruhnya
terletak pada bidang ( gb a )
c.
Aksioma
3
Melalui tiga buah
titik sebrang hanya dapat dibuat sebuah bidang ( gb c )
3. Kedudukan
/ proyeksi garis pada bidang
Jika ada sebuah
garis dan sebuah bidang maka akan diperoleh tiga kemungkinan yaitu :
a.
Garis
terletak pada bidang, jika semua titik pada garis itu terletak pada bidang
tersebut.
b.
Garis
sejajar bidang, jika antara garis dan bidang tidak mempunyai satupun titik
persekutuan.
c.
Garis
memotong bidang, jika antara garis dan bidang hanya mempunyai satu titik
perpotongan.
4. Kedudukan
/ proyeksi bidang pada bidang lain.
a.
Dua
bidang berimpit
b.
Dua
bidang sejajar
c.
Dua
bidang berpotongan
5. Kedudukan
/ proyeksi titik pada bidang
a.
Titik
terletak pada bidang
b.
Titik
diluar bidang
6. Sudut
a.
Besar
sudut antara garis dan bidang
b.
Besar
sudut antara dua bidang
c.
Besar
sudut antara dua garis yang bersilang
7.
Sudut
antara dua bidang
LINGKARAN
3. PERSAMAAN
LINGKARANMacam-macam satuan sudut
d.
Satuan
radian (rad)
e.
Stuan
centisimal / gon / grade
Sifat – sifat
pada segitiga
6. Segitiga
istimewa
7. Rumus
keliling dan luas bidang
8. Taksiran
luas bidang tak beraturan
2. Jenis-jenis
transformasi
5.
Tranlasi
( pergeseran )
6. Refleksi
( pencerminan )
7. Rotasi
( perputaran )
8. Dilatasi
( perkalian )
3. Macam-macam
bangun ruang
4. Jaring-jaring
bangun ruang
8. Kubus
9. Prisma
( tegak )
10.
Tabung
11. Limas
Kerucu
8. Balok
9. Kubus
10.
Prisma tegak
11. Limas
beraturan
12.Kerucut
13.
Tabung
14.
Bola
8. Pengertian
titik garis dan bidang
9. Aksioma
garis dan bidang
10.
Kedudukan / proyeksi garis pada bidang
11. Kedudukan
/ proyeksi bidang pada bidang lain.
12.Kedudukan
/ proyeksi titik pada bidang
13.
Sudut
LINGKARAN
1.
Lingkaran
adalah himpunan (kumpulan ) titik-titik pada bidang datar yang mempunyai jarak
yang sama terhadap suatu titik tertentu yang disebut pusat lingkaran
2. BENTUK
UMUM PERSAMAAN LINGKARAN
Bentuk
umum persamaan lingkaran didapat dengan menurunkan persamaan lingkaran yang berpusat
tidak pada (0,0) berikut :
(
x – a )2 + ( y – b )2 = r2
X2
– 2ax + a2 + y2 – b2 = r2
X2
+ y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – r2 = 0
Misalkan
: A = - 2a atau a = - ½ A
B = - 2b atau b = - ½ B
C = ( a2 + b2 – r2 )
Untuk
mencari nilai r ( jari-jari lingkaran ) dari persamaan diatas
|
Bentuk
umum persamaan lingkaran :
Unsur
penting dalam lingkaran adalah titik pusat dan jari-jari
a. Ubah dulu setiap soal kebentuk umum : X2 + y2 + Ax +
By + C = 0
b. Titik pusat ( x,y ) = ( a,b )
diperoleh dengan cara membagi koefisien x dan y dengan bilangan ( -2) atau
(a,b) =
c. Jika diketahui titik-titik di ujung
garis diameter lingkaran maka titik pusat adalah titik tengah kedua titik : (a,b) =
Menemukan r = jari-jari
a. Jika diketahui bentuk umum x2
+ y2 + Ax + By + C=0, untuk mencari r, terlebih dahulu mencari titik
pusat (a,b) maka r =
b. Jika diketahui titik pusat dan garis
singgung lingkaran , jari-jari = jarak titik dengan garis, r =
c. Jika diketahui titik pusat dan salah
satu titik yang dilalui lingkaran , jari-jari = jarak dua titik
3. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN
Garis singgung suatu lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran
hanya pada satu titik.
Jadi persamaan garis singgungnya adalah :y = mx + r
Persamaan
garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = r2
dengan gradien m
Adalah
y = mx + r
b. Persamaan garis singgung dengan
gradien m dan berpusat di (a,b)
Dengan menurunkan
rumus seperti cara diatas , diperoleh
Persamaan
garis singgung pada lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r
dengan gradien : m
Adalah
: y – b = m(x – a) + r
c. Persamaan garis singgung jika titik
singgungnya diketahui pada lingkaran berpusat di
Persamaan garis
singgung dengan titik singgung (x1 , y1) pada lingkaran
X2 + y2
= r2 adalah y1 y + x1 x = r2
1. Garis singgung persekutuan luar
AB adalah garis
singgung persekutuan luar
AB =
2. Garis singgung persekutuan dalam
AB adalah garis
singgung persekutuan dalam
AB =
PARABOLA
Parabola adalah
himpunan titik-titik pada bidang datar yang mempunyai jarak yang sama terhadap
suatu titik , disebut fokus dan suatu garis disebut direktris.
1. Persamaan Parabola
a. Persamaan para bola dengan puncak (0,0)
Persamaan
parabola dengan titik fokus F (p,0) persamaan garis direktriks
X = -p serta
titik puncak (0,0) adalah :
Y2 =
-4px
Jika titik fokus
terletak disebelah kiri garis direktris
Y2 =
4px
Jika titik fokus
terletak pada sumbu y dan berada diatas garis direktris
X2 =
4py
Jika titik fokus
terletak pada sumbu y dan berada dibawah garis direktris
X2 =
-4py
b. Persamaan para bola dengan puncak (a,b)
Persamaan
parabola dengan puncak (a,b) adalah :
( y – b )2
= 4p (x – a )
Dengan
Koordinat fokus F
( a+p,b)
Persamaan
direktris x = - p + a
Persamaan
direktris x = p + a, maka persamaan parabolanya adalah :
( y – b )2
= - 4 (x – a )
Persamaan sumbu
simetri x = 0, maka persamaan parabolanya adalah :
(x – a )2
= 4p ( y – b )
Persamaan garis
direktris y = p + b, maka persamaan parabolanya adalah :
(x – a)2
= - 4p (y – b)
Catatan :
1. Dalam parabola yang penting diperhatikan
adalah titik puncak dan nilai p. dimana nilai p adalah jarak fokus dari nilai
puncak atau jarak titik puncak dengan garis direktris.
2. Untuk parabola dengan persamaan y2
= 4px :
·
Apabila
p > 0 grafik (
parabola ) terbuka kekanan
·
Apabila
p < 0 grafik (
parabola ) terbuka kekiri
3. Untuk parabola dengan persamaan y2
= 4py
·
Apabila
p > 0 grafik (
parabola ) terbuka keatas
·
Apabila
p < 0 grafik (
parabola ) terbuka kebawah
Persamaan garis singgung parabola
Garis singgung
parabola adalah suatu garis yang memotong para bola tepat pada suatu titik
a. Persamaan garis singgung melalui titik(x1
, y1) pada parabola
Y1y
= 2p (x1 + x) x1x
= 2p (y1 + y)
(y1
– b) (y – b) = 2p (x1 – a) (x – a) (x1
– a) (x – a) = 2p (y1 – b) (y – b)
b. Persamaan garis singgung ditarik dari
titik (x1 , y1) diluar parabola
Langkah-langkah
menentukan garis singgung :
·
Cari
persamaan garis polar AB
·
Tentukan
titik potong persamaan garis
Polar dengan
persamaan parabola
·
Gunakan
rumus mencari garis yang melalui
Dua titik untuk
menentukan persamaan garis singgungnya :
G1:
melalui titik T (x1 , y1) dan titik A
G2:
melalui titik T (x1 , y1) dan titik B
G1 dan
g2 adalah garis singgung parabola yang ditarik melalui titik T
diluar parabola.
c. Persamaan garis singgung dengan gradien
= m
Y
= mx + y = mx – m2p
(y
– b) = m(x – a) + (y
– b) = m(x – a) – m2p
ELLIPS
Ellips
adalah himpunan titik-titik pada bidang datar yang jumlah jaraknya terhadap dua
titik tetap yang disebut fokus selalu sama.
1. Persamaan ellips
a. Jika pusatnya di titik O (0 , 0)
X2
+ y2 =1
A2 b2
Jika pusatnya di
(0,0) dan sumbu panjang ellips berimpit dengan sumbu y,
X2
+ y2 =1
b2 a2
b. Jika pusatnya di titik (p,q)
(x – p)2
+ (y – q )2
= 1
a2 b2
Jika pusat ellips
(p,q) dimana sumbu panjang ellips sejajar sumbu b y
(x – p)2
+ (y – q )2
= 1
a2 b2
ketentuan pada
persamaan ellips yaitu :
·
B2
= a2 – c2 →a2
=b2 + c2
·
Eksentrisitasi e =
Ellips
|
Kedudukan sumbu panjang ellips
|
Garis direktris
|
(0,0)
|
Berimpit sumbu x
|
a2
C c
|
(0,0)
|
Berimpit sumbu y
|
a2
C c
|
(p,q)
|
Sejajar sumbu x
|
a2
C c
|
(p,q)
|
Sejajar sumbu y
|
a2
C c
|
2. Persamaan garis singgung pada ellips
a. Persamaan garis singgung pada
ellips X2 + y2 =1 dititik (x1,y1)
a2 b2
X1x
+ y1y =1
a2 b2
b. Persamaan garis singgung pada
ellips (x-p)2 + (y-q)2 = 1 dititik (x1,y1)
a2 b2
Adalah (x1-p)(x-p) + (y1-q)(y-q)
= 1
a2 b2
c. Persamaan garis singgung dengan gradien m pada
ellips x2 + y2 = 1
a2 b2
adalah y =mx +
3. Laktus Rektum
Yang dirumuskan
sebagai
LR = b2
a
Hiperbola
Hiperbola adalah
tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu
adalah tetap.
Persamaan
hiperbola
a. Persamaan hiperbola yang berpusat di
(0,0)
1. Untuk hiperbola yang berfokus pada
sumbu x
(horizontal), persamaan hiperbolanya adalah : b2x2 – a2y2
= a2b2 atau x2 – y2 =
1
a2 b2
dengan :
·
Pusat
(0,0)
·
Titik
fokus F1(-c ,0) dan F2 (c,0)
·
Titik
puncak (-a,0) dan (a,0)
·
Panjang
sumbu mayor = 2a
·
Panjang
sumbu minor = 2b
·
Persamaan
asimptot : y = + b x
a
·
Persamaan
direktris : x = + a2
c
·
Eksentrisitas
: e = c
a
·
Panjang
lactus rectum = 2b2
a
·
C2
= a2 + b2
2. Untuk hiperbola yang berfokus pada
sumbu y (vertikal), persamaan
hiperbolanya adalah :
b2y2
– a2x2 = a2b2 atau y2
– x2 = 1
a2 b2
dengan :
·
Pusat
(0,0)
·
Titik
fokus F1(0 ,-c) dan F2 (0,c)
·
Titik
puncak (0,-a) dan (0,a)
·
Panjang
sumbu mayor = 2a
·
Panjang
sumbu minor = 2b
·
Persamaan
asimptot : y = + b x
a
·
Persamaan
direktris : y = + a2
C
3. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu
utama dan sejajar sumbu y , persamaan
hiper bolanya adalah :
(y – β)2 – (x – a)2 = 1
a2 b2
dengan :
·
Pusat
(a,β)
·
Titik
fokus F1( ,β-c)
dan F2 (a,β,c)
·
Titik
puncak (a,β,-a) dan (a,β+a)
·
Panjang
sumbu mayor = 2a
·
Panjang
sumbu minor = 2b
·
Persamaan
asimptot : y -β + a (x – a)
b
·
Persamaan
direktris : y = β + a2
C
4. Persamaan garis singgung hiperbola
a. X1x
- y1y =1
a2 b2
b. Pada hiperbola (x-a)2 – (y – β)2 = 1 di titik P ( x1,y1)
a2 b2
(x1 –
a)(x – a) – (y1
– β)(y – β) = 1
a2 b2
c. Pada hiperbola x2
- y2 = 1dengan
koefisien arah m
Y = mx +